Watch This: Bruno


Bruno adalah tokoh fiksi yang diperankan Sascha Baron Cohen. Bruno adalah polisi fashion yang berkerja untuk salah satu Tv gay milik Austria. mencoba mengikuti langkah Borat, Sascha Baron Cohen kembali beraksi sebaai tokoh ekesentrik Bruno. premier film ini ditunda untuk menghormati Alm. Michael Jackson.

Read This: Negeri Para Peri


belum lama ini saya baru selesai baca bukunya Avianti Armand yang berjudul "Negeri Para Peri". buku ini saya beli sewaktu selesai mendengarkan story telling dalam showcase "The Living Bridge" Endah N Rhesa.

jujur aja... buku ini sadis! meskipun covernya terlihat simple dan minimalist, buku yang berisi cerpen cerpen pendek ini memang tidak dipertuntukkan untuk anak anak yang belum dewasa. perlu dicatat bahwa kontasi sadis di atas memang ceritanya sadis dan memang sadis keren.

cerita cerita di sini banyak yang mengandung sex and blood. tidak sedikit juga yang yang membuat anda termenung, sedih, maupun gembira. kadang kadang di akhir cerita Avianti Armand suka menggagetkan dengan kenyataan yang ditutup dialog manis. saya sendiri cukup suka dengan cara penulisan Avianti Armand. cara penulisannya mirip pramoedya ananta toer.

tidak sangka seorang Arsitek sepertinya dapat juga menulis sebuah karya yang menajubkan. bravo for Avianti Armand dan bukunya Negeri Para Peri!

bebrapa cerpen dalam buku tersebut yang saya temukan di internet:

Tokidoki


Tokidoki adalah sebuah lifestyle brand buatan Simone Legno dan beberapa business partnernya. awalnya, kedua rekan bisnisnya itu menyadari bakat seni Legno, maka mere a bertiga membuat brand Tokidoki.

tanpa disangka brand Tokidoki sangat terkenal di masyarakat undergound. untuk memenuhi hal itu, Legno memperluas Tokidoki dengan memproduksi appreal semacam tas, t-shirt, dompet, sepatu, bahkan memproduksi vinyl toys dan berlian.

karakter-karater produksi Legno dibaah Tokidoki sangat banyak dan beragam. beberapa diantarannya The Cactus Friends, The Moofia, Adios & Ciao Ciao, Skeletrino & Skeletrina, Bruttino & Carina, dan Captain Coco. karakter diatas masih bervariasi dan menjadi lebih banyak.
banyak brand brand yang pernah berkerjasama dengan tokidoki, contohnya Levi’s, Skull Candy, New Era, Mikasa, Fujitsu, Bearbrick, Ride, Asics Onisuka Tiger, Hello Kitty, Smashbox, dan Lesportsac. sekarang, nama Tokidoki adalah nama yang besar di scene street culture maupun masyarakat awam. FULL STORY and TOKIDOKI.

Hisashi Tenmyouya


Full story and more artworks after the jump

Hisashi Tenmyouya adalah salaha satu artist berbakat yang diakui dunia. pria kelahiran jepang ini mempunyai gayanya yang unik.
gayanya mencampurkan budaya jepang kuno dan budaya jepang moderen. contohnya seperti membuat gundam dengan corak jepang kuno di tubuhnya, membuat para samurai bermain sepakbola, dan membuat sebuah graffiti dari hurf kanji.

sebuah 'clash' diantara dua elmen yang berbeda itu menghasilkan sebuah karya yang unik. banyak artworksnya yang memakai gaya jepang kuno, yaitu: gaya Ukiyo-e. visit Hisashi Tenmyouya HERE.



Urbtoys: Star Wars x Medicom Toy Boba Fett Kubrick Collection

Review and more pics after the jump
Star wars berkerja sama dengan Medicom Toys merilis kubrick Bobba fett dari Star Wars dengan 6 variasi warna yang berbeda. hanya diproduksi sebanyak 1000 set dan hanya dijual di Medicom Toy Exhibition 2009 kemarin saja.




Kevin CYR

full story and more artworks after the jump
dalam dunia seni, Kevin menemukan suatu 'kecantikan' tersendiri dengan menuangkan karya karya ke sebuah illustrasi dengan sebuah kendaraan atau landscape. ia menggambari kendaraan-kendaraannya dengan illustrasi graffiti.
ia menemukan banyak sekali karakter dalam tiap tiap kendaraan yang ia gambar. apalagi setelah ditambahkan dengan graffiti. menurutnya, memberi graffiti kepada sebuah kendaraan mengambil kontex lama dan menggantinya agar menjadi lebih penting.
dengan melakukan hal ini, Kevin mendapat kesempatan untuk mendokumentasikan perubahan dan waktu pada lingkungan sekitar. terkadang selain membuat graffiti di mobil, ia juga membuat illustrasi biasa atau ia hanya menggambar kendaraan bagaimana adanya.

more at HERE.

Music Guide: Balada Titit dan Silit-Delayed Desire

review after the jump
“Balada Titit Dan Silit” adalah kompilasi berisi 3 album dari Delayed Desire asal Surabaya. Cukup mengagetkan waktu mendengar mereka pertama kali, sekaligus juga bikin ngakak, it’s so funny music. Mereka muncul dengan musik 8bit/chiptunes yang menampar, karena ini bukan 8bit biasa seperti kebanyakan band/proyek musik 8bit di Indonesia (atau bahkan di dunia), yang hampir 80% berada di area pop/disco atau kadang malah seperti band electronik biasa yang di “sound” kan menjadi 8bit yang memaksa, di sini Delayed Desire memainkan 8bit di wilayah grindcore !! Dan ini bukan musik grindcore yang mendadak di rubah menjadi 8 bit, tapi benar-benar dari pengambilan nada, output sound (funny tunes yang khas), vocal growl, serta part-partnya utuh menyatu dan tidak terlihat memaksa, bukan riff grindcore yang dirubah menjadi chiptunes, konsep mereka matang. Vokal mereka di sini terdengar semacam Avulsed “Cybergore”, tapi dengan musik 8 bit. Durasi lagu yang pendek, rata-rata berkisar 1 menit, dan judul-judul lagunya yang “spektakuler” menambah ke-extrem-an mereka. Beberapa sound game legendaris seperti Mario Bros atau Legend of Zelda mendominasi 11 lagu dalam album mereka ini. Putar kencang album mereka ini dan segera kita seperti berada dalam ruangan memainkan Atari/Nintendo jadul dengan Napalm Death “Scum” sebagai soundtracknya. Mari merayakan May Day dengan yel-yel anti-kemapanan!

Oleh: Halim Budiono / Cranial Incisored
Sumber: YesNoWave

Pietari Posti

Pietari Posti, graphic designer asal finland. ia pindah ke barcelona, spanyol, untuk mengejar karrirny asebagai seorang graphic designer di tahun 2005. artworksnya sudah dipamerkan hampir di seluruh dunia.

bahkan ia mendapat penghargaan seperti 3x3 Professional Illustration Annual (2007) , PRINT Magazine European Design Annual (2007) dan American Illustration 27. karyanya sudah sangat mendunia dan sering terlihat di majalah seperti The New York Times, The Guardian, Wired Magazine dan Paste Magazine. HERE.

Lee Conklin

Lee Conklin. Psychedlic artist ini sudah mengaku sebagai seorang artist di usianya yang sangat muda. ia dikeluarkan dari ketentaraan korea karena menggambar mural di dinding mess hall.

Full Story and more Artworks after the jump

setelah dikeluarkan dari ketentaraan, Lee memulai karrirnya sebagai seorang contemporary poster art di San Fransisco. karyanya sukses dan terus berkarya dari 1968 ke 1970 dan kemudian membuat buku Viva La Mutation. di tahun 1972 ia harus berkerja keras menghidupi keluarganya sampai tahun 1990 ia menjadi full time artist di New York. Lee Conklin web HERE and the full gallery HERE.

Wes Wilson

Wes Wilson, bapa dari segala rock concert posters di tahun 60-an. gayanya mengikuti gerakan perdamaian dan pesychedlic di era 60-an. ia juga orang yang menginovasikan tulisan bergaya psychedlic, yaitu tulisan yang terlihat bergerak atau meleleh. here

More Artworks after the jump

Oom Leo

Narpati Awangga, salah satu pixel artist dari Indonesia dan anggota Ruangrupa, sekaligus seorang pemain synthesizer di band electronic Goodnight Electric. awalnya Oom Leo menjadi pixel artist adalah karena ia shock saat melihat karya karya Eboy.
perkenalannya dengan Eboy membuatnya tergila-gila dengan pixel art. ia mencoba membuat pixel art sendiri dan menemukan gayanya setelah menegrti tentang konsep, teknis, kategori dan aplikasi pixel art. karyanya menyebar dari mulut ke mulut. lama kelamaan namanya menjadi salah satu pixel artist dari indonesia.

yang mengenalkan dia dengan dunia seni adalah (Alm.) Ayahnya. ternyata, perkerjaanya sebagai seorang synthesizer Goodnight Electric sama sekali tidak bentrok dengan perkerjaanya sebagai seorang pixel artist. kunjugi Oom Leo di sini dan sini.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP